ilyas walidi

Rabu, 07 September 2011

Beberapa Kesalahan Dalam Shalat

Shalat adalah tiang agama dan rukun Islam yang kedua, dia adalah ibadah yang pertama kali akan dipertanggung jawabkan oleh seorang hamba di hadapan Allah SWT  pada hari kiamat. Maka wajib bagi setiap muslim memperhatikan pelaksanaan shalat ini sebgaimana yang telah diperintakan oleh Nabi Muhammad SAW dan dengan tata cara

yang telah dijelaskan oleh beliau.
Diriwayatkan dari Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya dari hadits Malik bin Al-Huwairits bahwa  Nabi bersabda: “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat”[1].Dan dalam memahami hadits diatas kita jangan menafsirkan secara kontekstual, karena jika kita menafsirkan dengan cara tersebut kita tak pernah melihat Nabi Muhamad SAW sholat, untuk itu kita sebagai manusia dizaman akhir dapat  untuk mencari tahu cara Nabi Muhammad ketika sholat melalui informasi dari pada sahabat beliau dan diikuti para tabi’in dan tabi’it tabi’in dan seterusnya yang sudah dicantumkan dalam kitab-kitab karya ulama besar yang insyaAllah dijamin keasliannya seperti hal yang dilakukan Nabi.
Diriwayatkan oleh Al-Thabrani di dalam kitab Al-Ausath dari Abdullah bin Qorth bahwa Nabi bersabda: Amalan hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat, apabila baik maka baiklah seluruh amalnya dan apabila rusak maka rusaklah seluruh amalnya”.[2]
          Di dalam shalat terdapat beberapa kesalahan yang sering terjadi pada orang yang melakasanakan shalat. Perkara ini saya ingatkan guna memenuhi hak Allah Ta’ala dan menunaikan kewajiban memberikan nasehat, di antara kesalahan tersebut adalah:
~               : Tidak menegakkan tulang punggung pada saat ruku’ atau sujud. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya dari Abi Mas’ud ra bahwa Nabi Muhammad SAW  bersabda: “Tidak sah sholat seseorang di antara kalian sehingga dia menegakkan punggungnya baik pada saat ruku’ dan sujud”.[3]
Dan Rasulullah SAW telah menjadikan orang yang mencuri di dalam shalatnya sebagai pencuri yang paling keji dibanding pencuri harta. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya dari hadits Abi Qotadah RA bahwa Nabi bersabda: ”Orang yang paling buruk adalah orang yang mencuri dari shalatnya”. Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimanakan seseorang mencuri dari shalatnya?”. Beliau bersabda: “Dia tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya”. Atau beliau bersabda: “Dia tidak menegakkan tulang punggungnya pada saat dia ruku’ atau sujud”.[4]
Adapun pada waktu ruku’ sebagaian orang merendahkan punggungnya melebihi yang semestinya atau mengangkatnya, dan ini adalah kesalahan, sebab apabila Nabi melakukan ruku’ maka beliau membentang punggungnya dan meratakannya sehingga kalau air diletakkan padanya niscaya dia akan tetap terdiam.[5]
Diriwayatkan oleh Al-Nas’I dari hadits Abi Humaid dia berkata: “Apabila Rasulullah SAW ruku’ maka beliau ruku’ dengan tegak, beliau tidak mengangkat kepala dan tidak pula menundukkannya dan beliau melatakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya”.[6]
          Adapun pada waktu bersujud, sebagaian orang yang bersujud tidak melatakkan keningnya dengan benar pada tanah, sebagian orang mengangkat kedua telapak kakinya dari permukaan bumi.
Dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari hadits riwayat Ibnu Abbas bin Abdul Muththalib bahwa Nabi bersabda: “Aku diperintahkan untuk bersujud pada tujuh tulang, yaitu pada kening dan beliau memberi isyarat pada hidung beliau, dan kedua tangan, kedua lutut serta ujung kedua kaki”.[7] Hadits ini menerangkan tentang anggota sujud yang tujuh dan seharusnya bagi orang yang mengerjakan shalat untuk bersujud pada anggota tubuh tersebut.
~”      Di antara kesalahan yang sering terjadi pada orang yang mengerjakan shalat adalah tidak thuma’ninah (tidak tergesa-gesa dan tetap sejenak sekiranya membaca tasbih) di dalam shalat. Dia adalah salah satu rukun shalat, di mana shalat tidak sah tanpa mengerjakannya.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Zaid bin Wahb bahwa dia berkata: “Hudzaifah pernah melihat seorang lelaki yang shalat tanpa menyempurnakan ruku’ dan sujud, maka dia menegur: Engkau belum shalat dan jika engkau mati dalam keadaan seperti ini maka engkau mati tidak dalam fitrah yang telah ditetapkan oleh Allah terhadap Nabi Muhammad SAW”.[8] Hadits ini menjelaskan tentang wajibnya thuma’ninah dalam ruku’ dan sujud dan melalaikannya bisa mengakibatkan batalnya shalat, sebab Hudzaifah berkata: Engkau belum shalat. Hal ini sama dengan apa yang dikatakan oleh Rasulullah SAW kepada orang yang buruk dalam shalatnya, sebagaimana dijelaskan di dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah RA bahwa Nabi memasuki mesjid dan seorang lelaki masuk setelah beliau lalu mengerjakan shalat. Kemudian lelaki tersebut mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW dan beliau menegurnya: “Kembalilah dan shalatlah sebab engkau belum shalat”. Akhirnya, dia kembali dan shalat seperti sebelumnya kemudian dia mendatangi Nabi dan mengucapkan salam kepada beliau dan Nabi Muhammad SAW tetap mengatakan: “Kembalilah dan shalatlah sebab sesungguhnya engkau belum shalat”. Beliau menegurnya sampai tiga kali. Lalu lelaki itu bertanya: “Demi Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran aku tidak bisa  melakukan yang lebih baik dari selain itu. Maka ajarkanlah aku!. Maka Nabi bersabda: Apabila engkau mendirikan shalat maka bertakbirlah, kemudian bacalah dari bacaan Al-Qur’an yang mudah bagimu, kemudian ruku’lah sehingga engkau benar-benar thuma’ninah dalam ruku’, kemudian tegaklah sehingga engkau benar-benar berdiri tegak, kemudian bersujudlah sehingga engkau benar-benar tenang dalam bersujud, kemudian bangkitlah dari sujud sehingga dirimu tenang duduk antara dua sujud dan kerjakanlah hal itu dalam seluruh rangkaian shalatmu”.[9]
~:       Dan di antara kesalahan yang sering terjadi adalah mendahului imam. Dan terdapat larangan yang sangat jelas dari Nabi Muhammad SAW tentang masalah ini. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Anas bin Malik  RA berkata: “Rasulullah SAW shalat bersama kita pada suatu hari lalu pada saat beliau telah selesai shalat beliau menghadapkan wajahnya kepada kami dan bersabda: Wahai sekalian manusia!. Sesungguhnya aku adalah imam kalian maka janganlah sekali-kali mendahuluiku dalam ruku’, sujud, berdiri dan bubar shalat sesungguhnya aku melihat kalian dari sisi belakangku”. Kemudian beliau bersabda: “Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya!, seandainya kalian melihat apa yang aku lihat niscaya kalian sedikti ketawa dan banyak menangis”. Para shahabat bertanya: “Apakah yang engkau lihat wahai Rasulullah?. Beliau berabda: “Surga dan neraka”.[10]
Diriwayatkan oleh Imam Bukahri dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi bersabda: “Tidakkah orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam takut jika Allah mengganti kepalanya dengan kepala himar?.[11]
Diriwayatkan oleh Bukahri dari Al-Barra’ bin Azib RA berkata:  Apabila Rasulullah SAW bersabda: “Samiallahu liman hamidah” maka salah seorang di antara kita tidak menundukkan kepalanya sehingga Rasulullah SAW telah bersujud lalu barulah kami bersujud”.[12]

~:       Di antara kesalahan yang sering terjadi adalah bahwa sebagaian orang apabila imam telah salam pada salam yang pertama, dan dia sedang mengqadha’ shalatnya maka dia tidak menunggu sehingga imam selesai pada salam yang kedua, dia bangkit secara langsung untuk menyempurnakan sisa rekaat, dan ini adalah perbuatan yang salah. Yang lebih utama agar seseorang menunggu sehingga imam selesai mengerjakan salam yang kedua.[13]
Diantara kesalahan yang sering terjadi adalah shalat dengan menggunakan pakaian yang menjulur melebihi mata kaki. Dan menjulurkan pakian melebihi mata kaki dilarang secara umum. Berdasarkan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari hadits riwayat Abu Dzar RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat kelak dan tidak pula dilihat serta tidak disucikan dan bagi mereka azab yang pedih”. Rasulullah SAW menyebutkannya tiga kali, “Mereka akan kecewa dan merugi”, Abu Dzar berkata: “siapakah mereka wahai Rasulullah?” Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang isbal (memanjangkan kain melebihi mata kaki), orang yang menyebut-nyebut pemberiannya, dan orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah yang dusta”.[14]
Diriwayatkan oleh Imam Bukahri di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah bahwa Nabi bersabda: “apa yang menjulur di bawah mata kaki dari kain adalah di neraka”.[15]
Sebagian ahlul ilmi mempertegas masalah ini, yaitu apabila seseorang  isbal pada waktu shalat,dan isbalnya tersebut karena ada niatan sombong atau khuyala maka hal tersebut tidak boleh.
Nabi Muhammad SAW adalah orang yang praktis dalam setiap penampilan dan dipandang akan menampakan kesederhanaan yang berwibawa, untuk itu jangan terlalu meninggikan kain diatas mata kaki karena akan terlihat ganjil,tetapi diatas sedikit dari mata kaki yang lebih indah untuk dipandang.
~:       diantara kesalahan yang juga tidak dimengerti yakni sholat dengan adanya rambut/sesuatu yang ikut dalam gerakan sholat menutupi kening orang yang sholat ketika sujud, hati-hatilah terlebih kepada orang yang tanpa memakai penutup kepala dan orang yang menggunakan sorban, jangan sampai menutupi kening sujud kita.
          Diantara kesalahan yang sering terjadi adalah ketika sujud kaki kita tidak memanjal /menegakan posisinya pada tanah,dan juga pada saat  kita duduk tasyahud baik awal dan akhir, ketika tasyahud maka kaki kanan kita harus tegak dan arah jari-jari kaki kanan yang tegak menghadap kiblat.
            Diantara kesalahan yang sering terjadi adalah menggerak-gerakan jari telunjuk pada waktu tasyahud, karena seolah-olah kita bermain-main dengan jari tersebut sehingga konsentrasi kita menurun, karena hal itu dimakruhkan dalam sholat. Tercantum dalam kitab fathul qorib.
          Diantara kesalahan yang sering terjadi adalah meletakan tangan pada saat bersidekap miring kearah kiri dan membuat arah dada orang yang sholat menjauh dari arah kiblat, seharusnya jka mau miring ke sebelah kiri maka jangan sampai arah dada menjauh dari kiblat.
          Banyak sebenarnya kesalahan-kesahan yang belum  kami utarakan, mungkin dilain kesempatan saya akan menambahkan,
 Saya juga manusia belum sempurna dan tidak akan mungkin kita sempurna. Tapi kita wajib berusaha.

Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi kita, Muhammad SAW juga kepada keluarga dan seluruh orang yang mengikuti beliau.
Sekian, wassalaamu’alaikum….


[1] Halaman: 137 no: 631
[2] Al-Ausath 2/240 no: 1859 dishahihkan oleh syekh Al-Bani rahimhullah di dalam kitab shahihnya no: 1358
[3] Musnad Imam Ahmad: 4/122
[4] Musnad Imam Ahmad: 5/310
[5] Sunan Ibnu Majah hal: 103 no: 872
[6] Al-Nasa’i: no: 1039
[7] Al-Bukhari: 812 dan Muslim: 490
[8] Al-Bukhari: 757 dan Muslim: 397
[9] Al-Bukahri: 757 dan Muslim: 397
[10] Shahih Muslim: 426
[11] Muslim: 427 dan Bukhari: 691
[12] Al-Bukhari: 690
[13] Agar bisa keluar dari pendapat yang mengatakan bahwa dia adalah rukun shalat, dan jika rukun maka batallah shalat orang yang bangkit sebelum salam kedua.
[14] Muslim: 106
[15] Buhkari: 5787

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar...