ilyas walidi

Rabu, 07 September 2011

Apakah Ruqyah Menafikan Tawakkal Kepada Allah Subhanahu wata’alla?


Pertanyaan: Apakah ruqyah bertentangan dengan tawakkal?
          Jawaban: Tawakkal adalah berpegang kepada Allah Subhanahu wata’alla 
 dengan benar yang dapat menyebabkan berbagai manfaat dan menolak bahaya, dan disertai dengan melakukan hal-hal yang diperintahkan –Nya. Tawakkal bukan berpegang kepada Allah Subhanahu wata’alla tanpa melakukan usaha. Sesungguhnya berpegang kepada Allah Subhanahu wata’alla tanpa melakukan usaha merupakan pencemaran terhadap Allah Subhanahu wata’alla dan terhadap hikmah-Nya, karena hal tersebut bisa berakibat (dampak, efek) terhadap tawakkal. Di sini muncul pertanyaan: siapakah orang yang paling bertawakkal kepada Allah Subhanahu wata’alla?
          Jawaban: Dia adalah Rasulullah salallhu’alaihi wassalam. Apakah beliau melakukan sebab (usaha) untuk menghindari bahaya? Jawabannya: Ya, apabila beliau berangkat perang, beliau memakai baju besi untuk menghindari pedang. Dalam perang Uhud beliau memakai dua baju besi. Semua itu sebagai persiapan untuk menjaga diri dari segala kemungkinan yang terjadi.
          Melakukan sebab (usaha) tidak menafikan tawakkal apabila manusia meyakini bahwa semua usaha ini hanya sebab semata tidak bisa memberikan pengaruh kecuali dengan ijin Allah Subhanahu wata’alla. Atas dasar ini, maka seseorang membaca ruqyah untuk dirinya sendiri, atau untuk saudaranya yang sakit tidak menafikan tawakkal. Disebutkan dalam hadits dari Nabi Muhammad salallahu’alaihi wassalam bahwa beliau meruqyah dirinya dengan ayat-ayat perlindungan (seperti al-Falaq dan an-Nas) dan diriwayatkan bahwa beliau membaca ruqyah kepada para sahabatnya apabila sakit. Wallahu A'lam.
Syaikh Muhammad al-Utsaimin – Fatwa-fatwa pengobatan dengan al-Qur`an dan sunnah – ruqyah dan yang terkait hal 15.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar...